Tubuhku
adalah Kuasku
Bercak darah terlukis di kanvas putih
Terkadang menebal, terkadang menipis
Mengikuti kaidah sebatang kuas
Apa yang dilukis oleh si pelukis?
Dengan mimik mukanya yang tak begitu bengis
Juga tak begitu romantis
Namun, goresannya memberikan warna yang erotis
Ia berkata: “Tubuhku adalah kuasku”
Begitu bebasnya ia memaknai kuas
Tanpa sedikitpun tersudut
Dengan apa yang ia lontarkan
Begitu mudahnya ia menemukan tinta
Meski satu warna, tapi ia mampu menuangkan sejuta
aura
Semarang, 1
September 2015 10:40 AM
Goresan: En
Azura (Nafi’ I. Z)
No comments:
Post a Comment