Social Icons

Pages

Saturday, 13 February 2016

Hidup Kembali di Mata- mata yang Hidup



Hidup Kembali di Mata- mata yang Hidup
Nafi’ Inayana Zaharo

 
Aku seperti hidup kembali
Setelah mati beribu tahun lamanya di pelukan picisan
Aku menemukan hidupku di pelupuk matamu
Mata- mata yang ku rindukan sejak jiwa belum berreinkarnasi
Aku tak tahu, mengapa waktu kembali berpihak padaku
Padahal, aku hampir saja meletakkan senjataku lalu menyerah
Apa Tuhan sudah mengingatku?
Ataukah Tuhan yang tidak pernah melupakanku?
Ya, aku memang manusia yang tidak punya malu
Detik- detik yang Ia ciptakan ku rampas begitu saja untuk selalu meminta- minta
Seperti pengemis yang bergelandang dari petak tanah satu
Ke petak tanah lainnya
Dari jalan yang lurus sampai jalan yang berkelok- kelok
Aku hanya meminta dan terus meminta
Lalu apa usahaku?
Aku hanya mempelipir ruang kosong yang begitu sempit
Di antara ribuan orang yang saling berebut tahta dan cinta
Hanya karena ingin hidup di matamu
Mata hati, mata jiwa, mata bathin, mata cinta
Dan mata- mata yang Tuhan ridhoi

Pati, 06 Februari 2016

Ku Tunggu Balasan Sajak darimu



Ku Tunggu Balasan Sajak darimu
Nafi’ Inayana Zaharo
 
Ya, aku masih menunggu balasan sajak yang ku tulis bulan lalu untukmu
Ketika itu, hujan mengguyur tanahku yang gembur
Dan ritme- ritme yang jatuh dari langit
Menggoda penaku untuk menari
Lalu meninggalkan goresan pada kertas putih
Tinta hitam mulai menetes
Perlahan bergerak lurus ke atas
Lalu patah membentuk garis seperti seluncur yang sering kita mainkan waktu kecil
Kemudian garis miring ke atas
Seperti saat kita mendaki gunung tahun silam
Lalu garis itu jatuh ke bawah
Seperti air yang menetes dari atap- atap gua
Huruf M yang ku pilih sebagai pambuka
Sungguh rumit bukan?
Ia diikuti pasukannya yang berjajar seperti semut yang merayap di dinding yang licin
“Mengapa pohon- pohon di luar sana begitu tenang, seperti ketika menyambut hari fitri?”
Sajak itu ku tulis di pertengahan januari
Ketika itu juga terucap janji yang akan membalas sajakku
Ya, aku masih menunggu balasan sajak itu darimu


Pati, 06 Februari 2016
 
Blogger Templates