Ku Tunggu Balasan Sajak darimu
Nafi’ Inayana Zaharo
Ya,
aku masih menunggu balasan sajak yang ku tulis bulan lalu untukmu
Ketika
itu, hujan mengguyur tanahku yang gembur
Dan
ritme- ritme yang jatuh dari langit
Menggoda
penaku untuk menari
Lalu
meninggalkan goresan pada kertas putih
Tinta
hitam mulai menetes
Perlahan
bergerak lurus ke atas
Lalu
patah membentuk garis seperti seluncur yang sering kita mainkan waktu kecil
Kemudian
garis miring ke atas
Seperti
saat kita mendaki gunung tahun silam
Lalu
garis itu jatuh ke bawah
Seperti
air yang menetes dari atap- atap gua
Huruf
M yang ku pilih sebagai pambuka
Sungguh
rumit bukan?
Ia
diikuti pasukannya yang berjajar seperti semut yang merayap di dinding yang
licin
“Mengapa
pohon- pohon di luar sana begitu tenang, seperti ketika menyambut hari fitri?”
Sajak
itu ku tulis di pertengahan januari
Ketika
itu juga terucap janji yang akan membalas sajakku
Ya,
aku masih menunggu balasan sajak itu darimu
Pati, 06 Februari 2016
No comments:
Post a Comment