Social Icons

Pages

Tuesday, 14 January 2014

MAKALAH BIOLOGI



LIMBAH PADAT INDUSTRI TEH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir

Mata Kuliah : Biologi Umum

Dosen Pengampu : Dian Ayuning Tyas,M.Biotech

Kelas :Tadris Kimia 1B




Oleh    :

Nafi’ Inayana Zaharo           (133711051)

 

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

TAHUN AJARAN 2013


BAB I

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Teh merupakan salah satu jenis bahan minuman yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Secara umum proses produksi teh meliputi pelayuan, penggilingan, oksidasi (fermentasi), pengeringan dan pengemasan. Di dalam setiap proses produksi teh menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat, limbah cair dan emisi. Limbah padat dari industri teh berasal dari ampas teh yang merupakan sisa dari tiap tahapan proses produksi. Limbah cair berasal dari sisa-sisa pencucian alat-alat yang digunakan selama proses pencucian yang biasanya menggunakan soda api. Limbah emisi berasal dari heat exchanger  yang terdapat di bagian proses pelayuan dan pengeringan. Sedangkan pada industri minuman teh botol, limbah padat berupa ampas teh berasal dari sisa proses penyeduhan teh (Nanik Indah,2013). Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang pemanfaatan limbah padat teh (ampas teh) sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi dari tanaman teh?
2.      Apa definisi dari pupuk organik?
3.      Apa saja kandungan zat dalam limbah padat teh?
4.      Bagaimana proses pengolahan ampas teh dalam pembuatan pupuk organik?
5.      Bagaimana manfaat pupuk organik dari limbah padat industri teh bagi kesuburan tanaman?
6.      Bagaimana cara mengaplikasikan pupuk organik dari ampas teh untuk menyuburkan tanaman?






BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI TANAMAN TEH

Camellia sinensis adalah binomial nomen culture dari tanaman teh, spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk genus Camellia (Hanzi tradisional: 茶花; Tionghoa: 茶花; Pinyin: Cháhuā), suatu genus tumbuhan berbunga dari famili Theaceae. Teh putih, teh hijau, oolong dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini, namun diproses secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Kukicha (teh ranting) juga dipanen dari Camellia sinensis, namun tidak memakai daun melainkan ranting.
Nama sinensis dalam bahasa Latin berarti Cina. Sedangkan Camellia diambil dari nama Latin Pendeta Georg Kamel, S.J (1661 - 1706), seorang pendeta kelahiran Ceko yang menjadi seorang pakar botani dan misionaris. Meskipun Kamel tidak menemukan maupun menamai tumbuhan ini, Carolus Linnaeus, pencipta sistem taksonomi yang masih dipakai hingga sekarang, memilih namanya sebagai penghargaan atas kontribusi Kamel terhadap sains. Nama lama untuk tumbuhan teh ini termasuk Thea bohea, Thea sinensis, dan Thea viridis.
Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, namun sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon kecil yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Ia memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,5–4 cm dengan 7 hingga 8 petal.

Tumbuhan Camellia sinensis, dengan irisan melintang bunga (kiri bawah) dan bijinya (kanan bawah). Biji Camellia sinensis serta biji Camellia oleifera dapat di pres untuk mendapatkan minyak teh, suatu bumbu yang agak manis sekaligus minyak masak yang berbeda dari minyak pohon teh, suatu minyak atsiri yang dipakai untuk tujuan kesehatan dan kecantikan dan berasal dari dedaunan tumbuhan yang berbeda. Daunnya memiliki panjang 4–15 cm dan lebar 2–5 cm. Daun segar mengandung kafein sekitar 4%[1]. Daun muda yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh; daun-daun itu mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Biasanya, pucuk dan dua hingga tiga daun pertama dipanen untuk permrosesan. Pemetikan dengan tangan ini diulang setiap dua minggu.[2]
B.     DEFINISI PUPUK ORGANIK

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.[3] Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian (termasuk teh), dan limbah kota (sampah).[4]



C.     KANDUNGAN ZAT DALAM TEH
Limbah padat dari industri teh berasal dari ampas teh yang merupakan sisa dari tiap tahapan proses produksi. Sedangkan pada industri minuman teh botol, limbah padat berupa ampas teh berasal dari sisa proses penyeduhan teh.[5] Dalam ampas teh terdapat banyak zat yang beberapa diantaranya berperan dalam penyuburan tanaman atau tanah.
 Kandungan teh secara umum adalah kafein, tanin, dan minyak esensial. Unsur kafein memberikan rasa segar dan mendorong kerja jantung manusia, tidak berbahaya jika dikonsumsi tidak melebihi 300mg/hari. Unsur tanin adalah sumber energi yang berasal dari sari teh tersebut. Sedangkan minyak esensial memberikan rasa dan bau harum yang merupakan faktor-faktor pokok dalam menentukan nilai dalam setiap cangkir teh yang dijual atau diperdagangkan. (Spillane, 1992)
Kandungan tanin dalam teh dapat digunakan sebagai pedoman mutu, karena tanin memberikan cita rasa yang khas terhadap teh tersebut yaitu rasa yang sedikit sepat. (Winarno, 1992). Katekin pada teh merupakan anti oksidan kuat yang dapat menghambat proses penuaan. Komponen utama pada teh yang berdaya mencegah kanker adalah EGCG (epigalocatechin galat), ECG (epicatechin galat) dari grup katekin.[6]
Sifat utama tanin tumbuh-tumbuhan tergantung pada gugusan phenolik-OH yang terkandung dalam tanin, tanin akan terurai menjadi pyrogallol, pyrocatechol dan phloroglucinol bila dipanaskan sampai suhu 99oC-102oC, semua jenis tanin dapat larut dalam air. Kelarutannya besar, dan akan bertambah besar apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya. Tanin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat terang, tergantung dari sumber tanin tersebut. Tanin juga mempunyai sifat atau daya bakterostatik, fungistatik atau merupakan racun bagi bakteri dan jamur. (Risnasari, 2001).
Polifenol pada teh berupa katekin dan flafanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas yang ada dalam tubuh disebabkan karena lingkungan udara yang telah tercemar polusi dan makanan yang dikonsumsi. Selain itu, senyawa ini juga ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh.
Teh juga mengandung Vitamin C dan E  yang  mampu memperkuat daya tahan tubuh. Hal yang tak terlupakan bahwa teh juga menngandung Zat alkaloid dapat berperan dalam meringankan sakit kepala sebelah (migren).
D.    PROSES PENGOLAHAN AMPAS TEH DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Ampas teh yang telah kita seduh bukan menjadi sampah yang tak ada manfaatnya. Karena ampas teh juga sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah sehinga secara langsung menyuburkan tanaman. Hal tersebut juga pernah disampaikan oleh Bapak Sukamto Benedictus (Fakultas Peternakan Univ. Diponegoro) dalam hasil risetnya yang dilakukan pada tahun 1996 yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Padat Industri Minuman Teh sebagai Organic Fertilizer untuk meningkatkan produktifitas rumput pakan”. Dari hasil riset tersebut bahwa ampas teh  bisa berfungsi sebagai pupuk organik. Kandungan ampas teh ini memiliki kandungan Nitrat  (N) yang mudah diserap oleh tanaman sehingga sangat bagus untuk menyuburkan tanaman. Ampas teh sisa seduhan yang sudah tak dipakai bisa langsung di siramkan pada tanaman, baik tanaman perdu seperti suplir maupun palem dan tanaman lainnya. Nitrogen ( N ). Perlu diketahui bahwa kandungan Nitrogen bagi tanaman adalah unsur yang sangat penting dalam pembentukan protein juga berbagai dedaunan dan persenyawaan organik lainnya. Jadi tak hanya kita (manusia)  saja yang membutuhkan protein. [7]
Ampas teh dapat dikelola menjadi kompos dengan kwalitas yang baik, dalam pengelolahannya kompos itu dicampur dengan zat tambahan, diantaranya kapur, bekatul, tetes tebu atau gula. Gula dan bekatul merupakan bahan yang bias membangkitkan mikroorganisme yang akan menjadi pestisida. Dengan ditambah gula, mikroba tersebut cepat berkembang dan cukup ampuh membunuh serangga.
Ampas teh yang akan dijadikan pupuk tanaman, diproses melalui pengolahan secara termofil. Caranya, ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau tempat khusus yang telah disediakan, kemudian  dan didinginkan selama satu hari. Mikroorganisme ditambahkan untuk mempercepat proses penguraian dan dilanjutkan dengan proses pembalikan dalam seminggu sekali. Kompos siap digunakan setelah proses fermentasi berlangsung selama kurang lebih satu bulan.[8]

E.     MANFAAT PUPUK ORGANIK DARI LIMBAH PADAT INDUSTRI TEH BAGI KESUBURAN TANAMAN
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.
Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya. Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan.  Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk.  Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos.
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit. Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias. Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.
Fungsi unsur-unsur hara makro :
Nitrogen (N):
·       Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
·       Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri
·       Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
·       Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun, lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
·       Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
Fosfor (P):
·       Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
·       Merangsang pembungaan dan pembuahan
·       Merangsang pertumbuhan akar
·       Merangsang pembentukan biji
·       Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
·       Tanaman yang kekurangan unsur fosfor gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan
Kalium (K):
·       Berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral termasuk air.
·       Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
·       Tanaman yang kekurangan unsur kalium gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Pupuk organik juga berfungsi meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.[9]
Sisa teh atau ampas teh ternyata dapat bermanfaat bagi tanaman, yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi. Ampas teh ini lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos lainnya. Kandungan yang terdapat di ampas teh  selain polyphenol juga terdapat sejumlah vitamin B kompleks kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran. Ampas teh ini biasanya diberikan pada semua jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayuran, tanaman hias, maupun pada tanaman obat-obatan, hal ini dikarenakan bahwa ampas teh tersebut mengandung Karbon Organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, kandungan tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Ampas teh tidak hanya dapat berfungsi sebagai pupuk ternyata bisa dijadikan sebagai pestisida yang bersifat toksik bagi serangga tanaman, jika ampas teh ini dijadikan sebagi kompos. Ampas teh mengandung banyak unsur hara yang bagus untuk tanah. Mikroba yang dihasilkan oleh ampas teh ini hanya bersifat toksik pada serangga tidak pada tanaman sehingga tidak perlu khawatir tanaman itu beracun dan berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia (H. Akhadi 2005). [10]
F.      CARA MENGAPLIKASIKAN PUPUK ORGANIK DARI AMPAS TEH UNTUK MENYUBURKAN TENAMAN

Terdapat beberapa cara mengaplikasikan pupuk organik dari ampas teh untuuuk menyuburkan tanaman, antara lain :
1.       Taburkan ampas teh di sekitar tanaman sambil dibenamkan ke dalam tanah. Apabila menggunakan teh celup, buka dulu kertas yang membungkus ampas teh.
2.      Ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau tempat khusus yang telah disediakan, kemudian  dan didinginkan selama satu hari. Mikroorganisme ditambahkan untuk mempercepat proses penguraian dan dilanjutkan dengan proses pembalikan dalam seminggu sekali. Kompos siap digunakan setelah proses fermentasi berlangsung selama kurang lebih satu bulan.













BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian materi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
Camellia sinensis adalah binomial nomen culture dari tanaman teh, spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh (berupa minuman). Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Kandungan teh secara umum antara lain :
a.     Kafein
b.    Tanin
c.     Minyak esensial
d.    Polifenol
e.     Vitamin C dan E
Ampas teh yang akan dijadikan pupuk tanaman, diproses melalui pengolahan secara termofil. Caranya, ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau tempat khusus yang telah disediakan, kemudian  dan didinginkan selama satu hari. Mikroorganisme ditambahkan untuk mempercepat proses penguraian dan dilanjutkan dengan proses pembalikan dalam seminggu sekali. Kompos siap digunakan setelah proses fermentasi berlangsung selama kurang lebih satu bulan. Sisa teh atau ampas teh dapat bermanfaat bagi tanaman, yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi. Cara mengaplikasikan pupuk organik dari ampas teh untuuuk menyuburkan tanaman, antara lain :
a.       Taburkan ampas teh di sekitar tanaman sambil dibenamkan ke dalam tanah. Apabila menggunakan teh celup, buka dulu kertas yang membungkus ampas teh.
b.      Ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau tempat khusus yang telah disediakan, kemudian  dan didinginkan selama satu hari. Mikroorganisme ditambahkan untuk mempercepat proses penguraian dan dilanjutkan dengan proses pembalikan dalam seminggu sekali. Kompos siap digunakan setelah proses fermentasi berlangsung selama kurang lebih satu bulan.


DAFTAR PUSTAKA


http://www.pusatpenelitiantehdankina.com
Kloepper, J.W. 1993. Plant growth-promoting rhizobacteria as biological control agents. p. 255-274. In F.Blaine Metting, Jr. (Ed.). Soil Microbiology Ecology, Applications in Agricultural and Environmental Management. Marcel Dekker, Inc., New York
Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006).Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Sutanto, Rachman. (2002). Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta:Kanisius

Wikimedia commonds. Camellia sinensis. Diakses 2008-02-18.




[1] Wikimedia commonds. Camellia sinensis. Diakses 2008-02-18.

[2]http://id.wikipedia.org/wiki/Camellia_sinensis

[3] Sutanto, Rachman. (2002). Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta:Kanisius

[4] Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006).Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal 2

[5] http://balittri.litbang.deptan.go.id/index.php/component/content/article/49-infotekno/183-beberapa-pemanfaatan-limbah-dari-industri-teh


[6] http://www.pusatpenelitiantehdankina.com



[8] http://balittri.litbang.deptan.go.id/index.php/component/content/article/49-infotekno/183-beberapa-pemanfaatan-limbah-dari-industri-teh


[9] Kloepper, J.W. 1993. Plant growth-promoting rhizobacteria as biological control agents. p. 255-274. In F.Blaine Metting, Jr. (Ed.). Soil Microbiology Ecology, Applications in Agricultural and Environmental Management. Marcel Dekker, Inc., New York


[10] http://biowindabio.blogspot.com/2011/10/pengaruh-air-dan-ampas-teh-terhadap.html
 

No comments:

 
Blogger Templates