Saturday, 26 April 2014
Friday, 25 April 2014
JELMAAN SURAM
JELMAAN SURAM
Wahai elektron jiwa
Tak pernahkah kau berfikir?
Ini bukanlah permainan
Seperti kau menyusun mozaik tuk jadi satu
kesatuan
Yang hanya akan menjadi sampah jika kau
mengingat lusa
Haruskah seperti aturan Niels Bohr?
Bahkan aturan Rutherford dan Thompson pun
tak akan
Ini hidupku, bukan hidupmu
Toksik tak pantas merajai hatimu
Aku hanya bisa mengucap, bukan bertindak
Karna batu adalah jelmaanmu
Hanya padatan yang tersisa
Bukanlah cairan ataupun gas
Semua fasa kau anggap sama
Kau hanya iritan
Dan kelak kan jadi inhibitor bagi jalan hidupku
Lika liku terhias dalam ceritaku
Karena jelmaanmu masih tetap di sini
Oleh:
Nafi’ Inayana Zaharo
Thursday, 24 April 2014
Walau Melirih
Kawan,
ada 2 pohon disekelilingmu... Satu berdaun sedikit dan berbuah sedikit,
namun terlihat banyak. Dan yang satunya berbuah banyak namun tertutupi
oleh daunnya yang lebat pula. Kau lebih memandang baik pohon yang
berbuah sedikit namun terlihat banyak, karena kau melihat dari sisi
luarnya saja. Kau tak pernah memperhatikan pohon yang berusaha berbuah
banyak untuk kamu, hanya sampul yang menyentuh
hatimu. Ayolah renungkan apa yang sebenarnya terjadi, jangan selalu kau
anggap baik dia yang selalu membuatmu tertawa, sedangkan yang di
sini..... Hanya berangan mendapatkan kata-kata lembut darimu, indah
dalam ceritamu, bahkan bentakan dan sindiran selalu menyentuh hati
ini.......... Maaf jika kata-kata seperti ini terlontar dari mulut
hinaku ini... Tq. Iin...
Dua bayang
Aku
mempunyai 2 tempat, satu menganggapku ada dan membuatku merasa ada, dan
yang satu lagi menganggapku tidak ada dan membuatku merasa tidak ada.
Namun bagaimanapun 2 tempat itu terdapat keluarga2 ku. Tidak mungkin aku
meninggalkan salah satunya, karena aku membutuhkan keduanya. Namun
keadaan berkata lain, ada tugas lain yang harus diselesaikan, dan
jalannya adalah harus merelakan meninggalkan salah satu tempat itu.
Bagaimana?. Satu hal yang harus ku coba, bagi waktu untuk keduanya.
Meski terkadang hati ini melirih, setidaknya aku menganggap mereka ada,
bukan?...
Saturday, 19 April 2014
Syarat-syarat Pendidik dalam Perspektif Islam
SYARAT SYARAT SEORANG PENDIDIK MENURUT PAKAR ISLAM
A. Menurut Al-Ghozali, Syarat Syarat pendidik
adalah sebagai berikut:
Guru harus mencintai muridnya seperti mencintai anak kandungnya sendiri. Guru jangan mengharapkan materi (upah) sebagai tujuan utama dari pekerjaannya (mengajar), karena mengajar adalah tugas yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW sedangkan upahnya adalah terletak pada terbentuknya anak didik yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya.
Guru harus mencintai muridnya seperti mencintai anak kandungnya sendiri. Guru jangan mengharapkan materi (upah) sebagai tujuan utama dari pekerjaannya (mengajar), karena mengajar adalah tugas yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW sedangkan upahnya adalah terletak pada terbentuknya anak didik yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya.
Guru harus mengingatkan muridnya agar tujuannya
dalam menuntut ilmu bukan untuk kebanggaan diri atau mencari keuntungan
pribadi, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Guru harus mendorong
muridnya agar mencari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang membawa pada
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dihadapan muridnya, guru harus memberikan contoh
yang baik, seperti berjiwa halus, sopan, lapang dada, murah hati dan berakhlak
terpuji lainnya.
Guru harus mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat intelektual dan daya tangkap anak didiknya.
Guru harus mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat intelektual dan daya tangkap anak didiknya.
Guru harus mengamalkan yang diajarkannya, karena ia
menjadi idola di mata anak muridnya. Guru harus memahami minat, bakat dan jiwa
anak didiknya, sehingga di samping tidak akan salah dalam mendidik, juga akan
terjalin hubungan yang akrab dan baik antara guru dengan anak didiknya. Guru
harus dapat menanamkan keimanan kedalam pribadi anak didiknya, sehingga akal
pikiran anak didik tersebut akan dijiwai oleh keimanan itu. Al-Ghazali juga mengklasifikasikan persyaratan
pendidik ke dalam beberapa aspek, yaitu aspek tabi’at dan prilaku, aspek minat,
perhatian dan tanggung jawab terhadap proses pembelajaran, aspek kecakapan dan
keterampilan mengajar, dan aspek ilmiah sekaligus cinta kepada kebenaran.
Persyaratan pendidik menurut al-Ghazali tersebut bila dikaitkan dengan
persyaratan pendidik dalam perspektif pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa kelompok, yaitu persyaratan profesional, persyaratan biologis,
persyaratan administratif, persyaratan psikologis, dan persyaratan
didaktis-paedagogis.
B. Menurut H. Mubangit, syarat untuk menjadi
seorang pendidik yaitu :
1. Harus beragama.
2. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.
3. Tidak kalah dengan guru-guru umum lainnya dalam membentuk Negara yang demokratis.
4. Harus memiliki perasaan panggilan murni.
1. Harus beragama.
2. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.
3. Tidak kalah dengan guru-guru umum lainnya dalam membentuk Negara yang demokratis.
4. Harus memiliki perasaan panggilan murni.
C. Menurut Prof. Dr. Moh. Athiyah al-Abrasyi,
syarat sebagai seorang pendidik yaitu harus memiliki sifat-sifat tertenru agar
ia dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Yaitu:
1. Memiliki sifat Zuhud, dalam artian tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari ridhaAllah.
2. Seorang Guru harus jauh dari dosa besar.
3. Ikhlas dalam pekerjaan.
4. Bersifat pemaaf.
5. Harus mencintai peserta didiknya.
1. Memiliki sifat Zuhud, dalam artian tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari ridhaAllah.
2. Seorang Guru harus jauh dari dosa besar.
3. Ikhlas dalam pekerjaan.
4. Bersifat pemaaf.
5. Harus mencintai peserta didiknya.
D. Ahmad Tafsir dalam uraiannya menyimpulkan bahwa tugas guru (pendidik) dalam Islam ialah mendidik muridnya (peserta didik) dengan cara mengajar dan dengan cara-cara lainnya, menuju tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-nilai Islam. Untuk memperoleh kemampuan melaksanakan tugas itu secara maksimal, sekurang-kuranya harus memenuhi syarat-syarat seperti yang dijelaskan Soejono : (1) tentang umur, harus sudah dewasa, (2) tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani, (3) tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli, (4) harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.
E. Menurut Ummu Yasmin ada beberapa hal yang harus
dimiliki oleh seorang pendidik.
1. memiliki kepribadian Islam.
2. Memiliki fikrah (pola pikir) yang benar tentang Islam, akidah yang dalam, dan amal yang berkelanjutan.
3. Memiliki tshakofah islamiyah yang cukup dengan menguasai madah (materi-materi) pendidikan.
1. memiliki kepribadian Islam.
2. Memiliki fikrah (pola pikir) yang benar tentang Islam, akidah yang dalam, dan amal yang berkelanjutan.
3. Memiliki tshakofah islamiyah yang cukup dengan menguasai madah (materi-materi) pendidikan.
F. Menurut Hasan Langgulung, syarat-syarat menjadi guru itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok :
1. Persyaratan administrative. Meliputi : soal kewarganegaraan (warga Negara Indonesia), Umur (sekurang-kurangnya 18 tauhn, berkelakuan baik, mengajukan permohohnan).
2. Persyaratan Teknis, dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah guru, menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesains program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan dan pengajaran.
3. Persyaratan Psikis. Sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen, berani bertanggung jawab, berani berkorban dan meiliki jiwa pengabdian, dan lain-lain.
4. Persyaratan Fisik. Ini antara lain meliputi berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular.
Sesuai dengan tugas keprofesiannya, maka sifat dan persyaratan tersebut secara garis besar dapat dklasifikasikan dalam spectrum yang lebih luas, yakni guru harus:
Memiliki kemampuan professional;
Memiliki kapasitas intelektual;
Memiliki sifat edukasi social.
Ketiga syarat kemampuan itu diharapkan telah
dimiliki oleh setiap guru, sehingga mampu memenuhi fungsinya sebagai pendidik
bangsa, guru di sekolah dan pemimpin masyarakat. Untuk itu diperlukan
kedewasaan dan kematangan diri guru itu sendiri yang meliputi aspek-aspek yaitu
:
Aspek kematangan Jasmani, dapat dilihat dari
perkembangan biologis dan usia. Pada umumnya sikatakan sudah dewasa jasmai,
kalau seseorang itu sudah akil baligh atau sudah berkeluarga. Namun pada
kenyataannya dalam kehidupan masyarakat masih jarang dipakai sebagai criteria
kedewasaan.
Aspek Kematangan Rohani. Kematangan atau kedewasaan
dalam arti rohani mungkin sangat bervariasi atau berbeda-beda antara masyarakat
atau bangsa yang satu dengan yang lain. Kematangan atau kedewasaan rohani
disini termask antara lain : sudah matang dalam bertindak dan berpikir,
sehingga sikap dan penampilannya menjadi semakin mantap. Menghargai dan
mematuhi norma serta nilai-nilai moral yang berlaku.
Kematangan atau Kedewasaan Kehidupan Sosial.aspek
kedewasaan social berhubungan dengan kehidupan social, atau kehidupan bersama
antar manusia. Untuk dapat bergaul dengan sesame manusia dituntut adanya
kemampuan berinterkasi dan memenuhi beberapa persyaratan. Sebagai contoh harus
dapat saling menghargai, salilng tenggang rasa, saling tolong menolong.
Seseorang itu boleh dikatakan masih seperti anak-anak, karena masih ambisius,
mementingkan diri sendiri (Individualistis). Dan kedewasaan seseorang juga
ditandai dengan perkembangan rasa tanggung jawab.
Wednesday, 9 April 2014
PUJANGGA BARU
Sejarah singkat tentang
Pujangga Baru
Pada mulanya, Pujangga baru
adalah nama majalah sastra dan kebudayaan yang terbit antara tahun 1933 sampai
dengan adanya pelarangan oleh pemerintah Jepang setelah tentara Jepang berkuasa
di Indonesia.
Adapun pengasuhnya antara
lain Sultan Takdir Alisjahbana, Armein Pane , Amir Hamzah dan Sanusi Pane. Jadi
Pujangga Baru bukanlah suatu konsepsi ataupun aliran. Namun demikian,
orang-orang atau para pengarang yang hasil karyanya pernah dimuat dalam majalah
itu, dinilai memiliki bobot dan cita-cita kesenian yang baru dan mengarah
kedepan.
Barangkali, hanya untuk
memudahkan ingatan adanya angkatan baru itulah maka dipakai istilah Angkatan
Pujangga Baru, yang tak lain adalah orang-orang yang tulisan-tulisannya pernah dimuat
didalam majalah tersebut. Adapun majalah itu, diterbitkan oleh Pustaka Rakyat,
Suatu badan yang memang mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah kesenian.
Tetapi seperti telah disinggung diatas, pada zaman pendudukan Jepang majalah
Pujangga Baru ini dilarang oleh pemerintah Jepang dengan alasan karena
kebarat-baratan.
Namun setelah Indonesia
merdeka, majalah ini diterbitkan lagi (hidup 1948 s/d 1953), dengan pemimpin
Redaksi Sutan Takdir Alisjahbana dan beberapa tokohtokoh angkatan 45 seperti
Asrul Sani, Rivai Apin dan S. Rukiah.
Mengingat masa hidup
Pujangga Baru ( I ) itu antara tahun 1933 sampai dengan zaman Jepang , maka
diperkirakan para penyumbang karangan itu paling tidak kelahiran tahun 1915-an
dan sebelumnya. Dengan demikian, boleh dikatan generasi Pujangga Baru adalah
generasi lama. Sedangkan angkatan 45 yang kemudian menyusulnya, merupakan
angkatan baru yang jauh lebih bebas dalam mengekspresikan gagasan-gagasan dan
kata hatinya.
Pujangga Baru
Sutan Takdir Alisjahbana pelopor Pujangga Baru
Pujangga Baru muncul
sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap
karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang
menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru
adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula
majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai
Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu
novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar
Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau
Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Masa ini ada dua kelompok
sastrawan Pujangga baru yaitu :
- Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
- Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.
Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru
|
Fina's Birthday
Tanggal 08
April 2014, saat itu juga bertepatan dengan ulang tahun teman sekelasku. Sebut
saja Fina Fastaqima. Suasana kelas begitu gaduh bak pasar dengan banyak diskon.
Setiap mulut berkata “Happy birthday Fina”, begitu juga aku. Tak tega rasanya jika
hanya memberi ucapan lewat lisan, dan tak berkesan jika memberi barang. Lalu
apa?. Tiba-tiba muncul inisiatif dan imajinasi dalam benakku. Mungkin menurut
mereka sebuah hal yang biasa, namun bagiku ini sebuah kenangan yang tak boleh
dilupakan, kenangan yang tersirat dan tersurat dalam hidup Fina. Ku ingin
memberinya kenangan itu. Dalam usianya yang kini telah menginjak 19tahun aku
menorehkan sebuah tulisan untuknya, kenangan yang tersurat dan dapat diucapkan.
Puisi, itu memang hobiku. Meski tak semua karyaku dapat dinikmati dan
tersanjung jika membacanya. Setidaknya aku selalu berusaha menciptakan yang
terbaik untuk mereka. Langsung saja ini puisiku untuk Fina..
Hempaskan tiap denting nada cinta
Aku di sini, berdiri si atas anganmu
Pernah menitih ranah cinta dalam sahabat
Patahkan kesunyian dalam gulitamu
Yang merajai tiap mozaik kehidupanmu
Berdirilah wahai sahabat
Itari lika-liku takdirmu
Raih segala anganmu
Tuangkan hasrat yang membara
Hanya tinggalkan yang tak ada
Dan aku di sini
Akan memeluk inginmu
Yang tak jera mengikuti jejakmu
Fatamorgana tak perlu kau hiraukan
Ingatlah sahabat
Namamu kan terukir di sana
Abadi tak kan berancah
Memang
dadakan waktunya, 5 menit aku menuliskan puisi tersebut kala bersamaan dengan
tugas yang diberikan oleh salah satu dosenku, Bu Ervin, dosen mata kuliah Dasar
Kimia Analitik. Part time, untuk tugas dan sahabatku. Tak apa yang penting
keduanya terselesaikan. Tak seru dan tak terkenang jika hanya beberapa bait
puisi yang tak ada makna uniknya. Puisi di atas, terdapat sesuatu makna
sendiri, bukan dari setiap diksinya. Lihat saja setiap huruf kapital awal kalimatnya.
Ada satu kalimat yang tak mungkin dilupakan oleh Fina. Cantik bukan??. Fina oh
Fina, HAPPY BIRTHDAY FINA.. :D
By: Nafi’ Inayana Zaharo
Subscribe to:
Posts (Atom)