Social Icons

Pages

Saturday, 26 April 2014

ADA

ADA

Ku dengar desir pasir semakin memecahkan gendang telingaku
Yang disetiap detiknya ada kau di sana
Entah apa itu karma ataukah khayalan
Yang pasti bukanlah jihad yang lusa
Debur ombak perlahan mendekat
Membekukan langkah ini
Kaku tak kuat menahan kau yang juga kelu
Tidak ada itu tidak ada
Karena tidak ada itu ada
Tutuplah matamu
Rasakan hentakan puing-puing hitam yang menghantam
Hingga dirimu merasa ada
Karena yang ada itu pasti ada

Friday, 25 April 2014

JELMAAN SURAM

JELMAAN SURAM
Wahai elektron jiwa
Tak pernahkah kau berfikir?
Ini bukanlah permainan
Seperti kau menyusun mozaik tuk jadi satu kesatuan
Yang hanya akan menjadi sampah jika kau mengingat lusa
Haruskah seperti aturan Niels Bohr?
Bahkan aturan Rutherford dan Thompson pun tak akan
Ini hidupku, bukan hidupmu
Toksik tak pantas merajai hatimu
Aku hanya bisa mengucap, bukan bertindak
Karna batu adalah jelmaanmu
Hanya padatan yang tersisa
Bukanlah cairan ataupun gas
Semua fasa kau anggap sama
Kau hanya iritan
Dan kelak kan jadi inhibitor bagi jalan hidupku
Lika liku terhias dalam ceritaku
Karena jelmaanmu masih tetap di sini
Oleh: Nafi’ Inayana Zaharo

Thursday, 24 April 2014

Walau Melirih

Kawan, ada 2 pohon disekelilingmu... Satu berdaun sedikit dan berbuah sedikit, namun terlihat banyak. Dan yang satunya berbuah banyak namun tertutupi oleh daunnya yang lebat pula. Kau lebih memandang baik pohon yang berbuah sedikit namun terlihat banyak, karena kau melihat dari sisi luarnya saja. Kau tak pernah memperhatikan pohon yang berusaha berbuah banyak untuk kamu, hanya sampul yang menyentuh hatimu. Ayolah renungkan apa yang sebenarnya terjadi, jangan selalu kau anggap baik dia yang selalu membuatmu tertawa, sedangkan yang di sini..... Hanya berangan mendapatkan kata-kata lembut darimu, indah dalam ceritamu, bahkan bentakan dan sindiran selalu menyentuh hati ini.......... Maaf jika kata-kata seperti ini terlontar dari mulut hinaku ini... Tq. Iin...

Dua bayang

Aku mempunyai 2 tempat, satu menganggapku ada dan membuatku merasa ada, dan yang satu lagi menganggapku tidak ada dan membuatku merasa tidak ada. Namun bagaimanapun 2 tempat itu terdapat keluarga2 ku. Tidak mungkin aku meninggalkan salah satunya, karena aku membutuhkan keduanya. Namun keadaan berkata lain, ada tugas lain yang harus diselesaikan, dan jalannya adalah harus merelakan meninggalkan salah satu tempat itu. Bagaimana?. Satu hal yang harus ku coba, bagi waktu untuk keduanya. Meski terkadang hati ini melirih, setidaknya aku menganggap mereka ada, bukan?...

Saturday, 19 April 2014

Syarat-syarat Pendidik dalam Perspektif Islam



SYARAT SYARAT SEORANG PENDIDIK MENURUT PAKAR ISLAM

A. Menurut Al-Ghozali, Syarat Syarat pendidik adalah sebagai berikut:
Guru harus mencintai muridnya seperti mencintai anak kandungnya sendiri. Guru jangan mengharapkan materi (upah) sebagai tujuan utama dari pekerjaannya (mengajar), karena mengajar adalah tugas yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW sedangkan upahnya adalah terletak pada terbentuknya anak didik yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya.
Guru harus mengingatkan muridnya agar tujuannya dalam menuntut ilmu bukan untuk kebanggaan diri atau mencari keuntungan pribadi, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Guru harus mendorong muridnya agar mencari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang membawa pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dihadapan muridnya, guru harus memberikan contoh yang baik, seperti berjiwa halus, sopan, lapang dada, murah hati dan berakhlak terpuji lainnya.
Guru harus mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat intelektual dan daya tangkap anak didiknya.
Guru harus mengamalkan yang diajarkannya, karena ia menjadi idola di mata anak muridnya. Guru harus memahami minat, bakat dan jiwa anak didiknya, sehingga di samping tidak akan salah dalam mendidik, juga akan terjalin hubungan yang akrab dan baik antara guru dengan anak didiknya. Guru harus dapat menanamkan keimanan kedalam pribadi anak didiknya, sehingga akal pikiran anak didik tersebut akan dijiwai oleh keimanan itu. Al-Ghazali juga mengklasifikasikan persyaratan pendidik ke dalam beberapa aspek, yaitu aspek tabi’at dan prilaku, aspek minat, perhatian dan tanggung jawab terhadap proses pembelajaran, aspek kecakapan dan keterampilan mengajar, dan aspek ilmiah sekaligus cinta kepada kebenaran. Persyaratan pendidik menurut al-Ghazali tersebut bila dikaitkan dengan persyaratan pendidik dalam perspektif pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu persyaratan profesional, persyaratan biologis, persyaratan administratif, persyaratan psikologis, dan persyaratan didaktis-paedagogis. 

B. Menurut H. Mubangit, syarat untuk menjadi seorang pendidik yaitu :
1. Harus beragama.
2. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.
3. Tidak kalah dengan guru-guru umum lainnya dalam membentuk Negara yang demokratis.
4. Harus memiliki perasaan panggilan murni.

C. Menurut Prof. Dr. Moh. Athiyah al-Abrasyi, syarat sebagai seorang pendidik yaitu harus memiliki sifat-sifat tertenru agar ia dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Yaitu:
1. Memiliki sifat Zuhud, dalam artian tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari ridhaAllah.
2. Seorang Guru harus jauh dari dosa besar.
3. Ikhlas dalam pekerjaan.
4. Bersifat pemaaf.
5. Harus mencintai peserta didiknya.

D. Ahmad Tafsir dalam uraiannya menyimpulkan bahwa tugas guru (pendidik) dalam Islam ialah mendidik muridnya (peserta didik) dengan cara mengajar dan dengan cara-cara lainnya, menuju tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-nilai Islam. Untuk memperoleh kemampuan melaksanakan tugas itu secara maksimal, sekurang-kuranya harus memenuhi syarat-syarat seperti yang dijelaskan Soejono : (1) tentang umur, harus sudah dewasa, (2) tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani, (3) tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli, (4) harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.

E. Menurut Ummu Yasmin ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.
1. memiliki kepribadian Islam.
2. Memiliki fikrah (pola pikir) yang benar tentang Islam, akidah yang dalam, dan amal yang berkelanjutan.
3. Memiliki tshakofah islamiyah yang cukup dengan menguasai madah (materi-materi) pendidikan.

F. Menurut Hasan Langgulung, syarat-syarat menjadi guru itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok :
1. Persyaratan administrative. Meliputi : soal kewarganegaraan (warga Negara Indonesia), Umur (sekurang-kurangnya 18 tauhn, berkelakuan baik, mengajukan permohohnan).
2. Persyaratan Teknis, dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah guru, menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesains program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan dan pengajaran.
3. Persyaratan Psikis. Sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen, berani bertanggung jawab, berani berkorban dan meiliki jiwa pengabdian, dan lain-lain.
4. Persyaratan Fisik. Ini antara lain meliputi berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular.
Sesuai dengan tugas keprofesiannya, maka sifat dan persyaratan tersebut secara garis besar dapat dklasifikasikan dalam spectrum yang lebih luas, yakni guru harus:
Memiliki kemampuan professional;
Memiliki kapasitas intelektual;
Memiliki sifat edukasi social.
Ketiga syarat kemampuan itu diharapkan telah dimiliki oleh setiap guru, sehingga mampu memenuhi fungsinya sebagai pendidik bangsa, guru di sekolah dan pemimpin masyarakat. Untuk itu diperlukan kedewasaan dan kematangan diri guru itu sendiri yang meliputi aspek-aspek yaitu :
Aspek kematangan Jasmani, dapat dilihat dari perkembangan biologis dan usia. Pada umumnya sikatakan sudah dewasa jasmai, kalau seseorang itu sudah akil baligh atau sudah berkeluarga. Namun pada kenyataannya dalam kehidupan masyarakat masih jarang dipakai sebagai criteria kedewasaan.
Aspek Kematangan Rohani. Kematangan atau kedewasaan dalam arti rohani mungkin sangat bervariasi atau berbeda-beda antara masyarakat atau bangsa yang satu dengan yang lain. Kematangan atau kedewasaan rohani disini termask antara lain : sudah matang dalam bertindak dan berpikir, sehingga sikap dan penampilannya menjadi semakin mantap. Menghargai dan mematuhi norma serta nilai-nilai moral yang berlaku.
Kematangan atau Kedewasaan Kehidupan Sosial.aspek kedewasaan social berhubungan dengan kehidupan social, atau kehidupan bersama antar manusia. Untuk dapat bergaul dengan sesame manusia dituntut adanya kemampuan berinterkasi dan memenuhi beberapa persyaratan. Sebagai contoh harus dapat saling menghargai, salilng tenggang rasa, saling tolong menolong. Seseorang itu boleh dikatakan masih seperti anak-anak, karena masih ambisius, mementingkan diri sendiri (Individualistis). Dan kedewasaan seseorang juga ditandai dengan perkembangan rasa tanggung jawab.

Wednesday, 9 April 2014

PUJANGGA BARU



Sejarah singkat tentang Pujangga Baru
Pada mulanya, Pujangga baru adalah nama majalah sastra dan kebudayaan yang terbit antara tahun 1933 sampai dengan adanya pelarangan oleh pemerintah Jepang setelah tentara Jepang berkuasa di Indonesia.
Adapun pengasuhnya antara lain Sultan Takdir Alisjahbana, Armein Pane , Amir Hamzah dan Sanusi Pane. Jadi Pujangga Baru bukanlah suatu konsepsi ataupun aliran. Namun demikian, orang-orang atau para pengarang yang hasil karyanya pernah dimuat dalam majalah itu, dinilai memiliki bobot dan cita-cita kesenian yang baru dan mengarah kedepan.
Barangkali, hanya untuk memudahkan ingatan adanya angkatan baru itulah maka dipakai istilah Angkatan Pujangga Baru, yang tak lain adalah orang-orang yang tulisan-tulisannya pernah dimuat didalam majalah tersebut. Adapun majalah itu, diterbitkan oleh Pustaka Rakyat, Suatu badan yang memang mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah kesenian. Tetapi seperti telah disinggung diatas, pada zaman pendudukan Jepang majalah Pujangga Baru ini dilarang oleh pemerintah Jepang dengan alasan karena kebarat-baratan.
Namun setelah Indonesia merdeka, majalah ini diterbitkan lagi (hidup 1948 s/d 1953), dengan pemimpin Redaksi Sutan Takdir Alisjahbana dan beberapa tokohtokoh angkatan 45 seperti Asrul Sani, Rivai Apin dan S. Rukiah.
Mengingat masa hidup Pujangga Baru ( I ) itu antara tahun 1933 sampai dengan zaman Jepang , maka diperkirakan para penyumbang karangan itu paling tidak kelahiran tahun 1915-an dan sebelumnya. Dengan demikian, boleh dikatan generasi Pujangga Baru adalah generasi lama. Sedangkan angkatan 45 yang kemudian menyusulnya, merupakan angkatan baru yang jauh lebih bebas dalam mengekspresikan gagasan-gagasan dan kata hatinya.
Pujangga Baru
Sutan Takdir Alisjahbana pelopor Pujangga Baru
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :
  1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
  2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.
Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru

Fina's Birthday



Tanggal 08 April 2014, saat itu juga bertepatan dengan ulang tahun teman sekelasku. Sebut saja Fina Fastaqima. Suasana kelas begitu gaduh bak pasar dengan banyak diskon. Setiap mulut berkata “Happy birthday Fina”, begitu juga aku. Tak tega rasanya jika hanya memberi ucapan lewat lisan, dan tak berkesan jika memberi barang. Lalu apa?. Tiba-tiba muncul inisiatif dan imajinasi dalam benakku. Mungkin menurut mereka sebuah hal yang biasa, namun bagiku ini sebuah kenangan yang tak boleh dilupakan, kenangan yang tersirat dan tersurat dalam hidup Fina. Ku ingin memberinya kenangan itu. Dalam usianya yang kini telah menginjak 19tahun aku menorehkan sebuah tulisan untuknya, kenangan yang tersurat dan dapat diucapkan. Puisi, itu memang hobiku. Meski tak semua karyaku dapat dinikmati dan tersanjung jika membacanya. Setidaknya aku selalu berusaha menciptakan yang terbaik untuk mereka. Langsung saja ini puisiku untuk Fina..
Hempaskan tiap denting nada cinta
Aku di sini, berdiri si atas anganmu
Pernah menitih ranah cinta dalam sahabat
Patahkan kesunyian dalam gulitamu
Yang merajai tiap mozaik kehidupanmu

Berdirilah wahai sahabat
Itari lika-liku takdirmu
Raih segala anganmu
Tuangkan hasrat yang membara
Hanya tinggalkan yang tak ada
Dan aku di sini
Akan memeluk inginmu
Yang tak jera mengikuti jejakmu

Fatamorgana tak perlu kau hiraukan
Ingatlah sahabat
Namamu kan terukir di sana
Abadi tak kan berancah

          Memang dadakan waktunya, 5 menit aku menuliskan puisi tersebut kala bersamaan dengan tugas yang diberikan oleh salah satu dosenku, Bu Ervin, dosen mata kuliah Dasar Kimia Analitik. Part time, untuk tugas dan sahabatku. Tak apa yang penting keduanya terselesaikan. Tak seru dan tak terkenang jika hanya beberapa bait puisi yang tak ada makna uniknya. Puisi di atas, terdapat sesuatu makna sendiri, bukan dari setiap diksinya. Lihat saja setiap huruf kapital awal kalimatnya. Ada satu kalimat yang tak mungkin dilupakan oleh Fina. Cantik bukan??. Fina oh Fina, HAPPY BIRTHDAY FINA.. :D
By: Nafi’ Inayana Zaharo
 
Blogger Templates